Persoalan Kemiskinan, Ironi di Perayaan Hari Jadi Majalengka
MAJALENGKA – Persoalan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah di hari jadi Kabupaten Majalengka ke 533. Berdasarkan data BPS, Penduduk miskin di Kabupaten Majalengka berada diatas 11 persen lebih, tepatnya 11,94 persen. Angka kemiskinan di Kabupaten Majalengka tahun 2022 ini lebih tinggi dibandingkan di Jawa Barat ataupun Nasional.
Angka kemiskinan Nasional di Tahun 2022 sebesar 9,54 persen, sedangkan Jawa Barat sebesar 8,06 persen. Jumlah penduduk miskin sebesar 11,94 persen ini menempatkan Majalengka pada urutan ke 5 kabupaten/kota miskin di Jawa Barat. Tentu ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Majalengka.
Upaya menekan kemiskinan pun tengah dilakukan pemerintah. Salah satunya dengan dibentuknya tim komisi penanggulangan kemiskinan tingkat kecamatan. Kepala Bappelitbangda Majalengka, Yayan Sumantri mengungkapkan ,tahun menurunkan kemiskinan diangka 0,9 persen menjadi target Pemkab Majalengka.
Bupati Majalengka,Karna Sobahi pada acara peringatan hari jadi Kabupaten Majalengka ke 533 mengatakan,hampir dua tahun sejak tahun 2020 hingga 2022 bencana Covid-19 meluluh lantakkan sendi- sendi kehidupan tak terkecuali juga dengan adanya recofusing anggaran. Namun pencapaian indikator makro sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja dalam mencapai visi-misi target yang telah ditetapkan senantiasa ditingkatkan.
Selanjutnya untuk memacu pemberdayaan ekonomi masyarakat, jelasnya, tahun ini pemerintah daerah memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat. Diantaranya melalui program padat karya tunai yang digulirkan di 330 desa dan 13 kelurahan.
Persoalan kemiskinan ini mengemuka saat acara mimbar bebas yang diinisiasi oleh BEM Indonesia Jawa Barat,Rabu (7/6/2023),di Rest Area Cikebo. Tak hanya persoalan kemiskinan, permasalahan lainnya juga disuarakan peserta mimbar bebas. Diantaranya ketersediaan sarana prasarana insfrastruktur di daerah, seperti jalan rusak,penerangan umum dan lainya.
IKLAN
Ketua BEM Indonesia,Jawa Barat, Asep Ryan Saptaji mengatakan, hari jadi merupakan momentum melakukan refleksi atas berbagai problematika yang masih terjadi di Kabupaten Majalengka. “Dan ternyata masih cukup banyak problematika yang perlu mendapat perhatian mulai persoalan kemiskinan, stunting, pendidikan termasuk ketersediaan infrastruktur,”ujarnya. (CM-01)