
GMM Desak Evaluasi Projek Rehabilitasi Sekolah
MAJALENGKA – GMM desak projek rehabilitasi sekolah dievaluasi. Gerakan Majalengka Mengajar (GMM) meminta pemerintah melakukan evaluasi terhadap projek-projek pembangunan atau rehabilitasi gedung sekolah.
Evaluasi itu dinilai penting untuk memastikan kualitas projek yang melibatkan pihak ketiga sesuai dengan RAB atau kontrak yang telah disepakati. Desakan dilakukan evaluasi terhadap projek bangunan sekolah disampaikan Ketua GMM Dadang Setiawan menyusul ambruknya atap dua ruang kelas SMP Negeri 1 Sindangwangi, Kecamatan Sindangwangi pada Selasa, 21 Januari 2025.
Atap dua ruang kelas itu diketahui runtuh ketika proses pekerjaan masih berjalan, meski projek tersebut bersumber dari anggaran Tahun 2024. Tak hanya di SMPN 1 Sindangwangi, hal serupa juga terjadi pada SDN Teja. Hal serupa diketahui juga terjadi pada projek rehabilitasi SDN Bongas Kulon III, Kecamatan Sumberjaya.
“Dua atap bangunan baru SDN Bongas Kulon III juga ambruk, beruntung ketika peristiwa ambruknya atap sekolah itu tidak ada korban,”ungkapnya.
Dari data yang dikumpulkan oleh tim GMM kata Dadang, ada dugaan ambruknya atap bangunan sekolah tersebut akibat kurang sesuainya kontruksi rangka atap sehingga tidak mampu menahan beban.” Ini dugaan sementara dari kami, terlepas dari kejadian itu pihak terkait perlu melakukan evaluasi terhadap hasil projek lainnya sebagai antisipasi,”ujarnya.
Selain meminta dilakukan evaluasi terhadap projek-projek Tahun Angggaran 2004, GMM juga meminta agar dilakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang bertanggungjawab atas projek rehabilitasi sekolah yang ambruk. “kami meminta agar pihak berwenang mengusut ambruknya atap bangunan sekolah agar kejadian serupa tidak terulang lagi,”tegasnya.
IKLAN
Ambruknya atap bangunan sekolah di Kabupaten Majalengka bukan pertama kali terjadi. Pada 19 Februari 2024, atap gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sidamukti II, Kecamatan Majalengka ambruk yang menyebabkan sejumlah orang terluka.
Ambruknya atap sekolah yang terjadi hanya beberapa saat proses belajar mengajar usai menyebabkan dua orang guru dan seorang mahasiswi mengalami luka akibat tertimpa atap yang runtuh tersebut. Korban harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Majalengka, karena mengalami luka cukup serius. (CM-01)