Harga Tembakau Naik, Petani Senang
MAJALENGKA – Harga tembakau naik, petani senang. Petani tembakau di Kabupaten Majalengka bisa tersenyum lebar pada musim panen kali ini. Pasalnya pada musim panen tahun ini terjadi kenaikan harga yang membuat petani bisa tersenyum lega. “Alhamdulillah panen tembakau tahun ini harganya lebih baik dibandingkan panen sebelumnya,”kata Oom,Senin (5/8/2024).
Menurut warga Desa Wado Wetan, Kecamatan Bantarujeg tersebut, kenaikan harga tembakau di pasaran tentu sangat disambut dengan gembira oleh petani. Apalagi kenaikannya tergolong cukup tinggi.
Pada panen tembakau sebelumnya persasag hanya dihargai Rp 25 ribu. Sedangkan pada panen tahun ini persasag di pasaran saat ini sudah mencapai Rp 40 ribu. “Semoga harga ini tetap stabil, sehingga petani untung,”harapnya.
Kenaikan harga tembakau yang cukup signifikan pada panen kali juga diungkapkan petani lainnya, Didin. Dia mengatakan, kenaikan harga tembakau tak lepas dari kualitas hasil penen.
Menurutnya kualitas panen tembakau kali ini tergolong baik, sehingga mampu mendongkak harga penjualan. Seperti pada hasil pertanian lainnya, kualitas akan sangat menentukan harga jual. “Kalau kualitasnya bagus, pembeli akan menawar tinggi, begitu juga sebaliknya. Alhamdulillah panen kali ini kualitasnya juga rata-rata bagus,”ucapnya.
Untuk menjual hasil panen juga lanjutnya, petani tidak terlalu kerepotan. “Untuk menjualnya tidak terlalu sulit,karena pembeli banyak yang datang langsung ke petani,”tambahnya.
IKLAN
Seperti diketahui, selain dikenal dengan produk pertanian sayuran, Kabupaten Majalengka juga memiliki komoditas unggulan lainnya di bidang pertanian, yakni tembakau. Sentra tembakau di Kabupaten Majalengka berada di wilayah Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih.
Produk tembakau hasil panen petani di Majalengka memiliki kualitas dinilai lebih baik dibanding tembakau dari luar. Tembakau dari wilayah Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih memiliki kekhasan tersendiri, baik dari sisi warna maupun rasa serta keharuman yang beda. Sehingga harga tembakau hasil panen petani Majalengka ini lebih mahal dibanding tembakau produksi luar daerah. (CM-03)