Wangsa Syahitu Dipantara Kembangkan Gurame Sugihmukti

Wangsa Syahitu Dipantara Kembangkan Gurame Sugihmukti

MAJALENGKA – Wangsa Syahitu Dipantara kembangkan Gurame Sugihmukti. Berbekal 280 indukan dan 3.000 calon indukan, PT.Wangsa Syahitu Dipantara bertekad kembalikan ikan Gurame sebagai satu komoditi perikanan air tawar yang menjadi khas Jawa Barat.

Gurame termasuk salah satu komoditi perikanan air tawar yang menjadi khas Jawa Barat. Di masa lampau, olahan gurame dalam bentuk acar kerap menjadi hidangan prestisius masyarakat kelas menengah ke atas dalam perjamuan acara nikahan maupun khitanan.

Sayangnya, tradisi tersebut belakangan sangat jarang ditemukan pada banyak perjamuan resepsi pernikahan maupun khitanan. Seiring dengan kondisi tersebut, gurame yang secara kultural sempat menjadi ikon Jawa Barat turut meredup.

Hal tersebut disampaikan Nandang Darana, saat ditemui di Bale Budidaya Gurame,  yang merupakan sentra pembenihan dan pengembangan ikan gurame. Kawasan yang terlihat lumayan asri tersebut berlokasi di Blok Saptu, Beledug Girang, Desa Kulur Kecamatan Majalengka.

Menurut Nandang, perbincangan tentang gurame di Jawa Barat perlu dihidupkan lagi agar gurame tidak menjadi komoditi yang langka bahkan punah. Lebih dari itu, gurame mesti kembali ditegaskan sebagai ikan ikonik Jawa Barat.

“Di Bale  Budidaya Gurame yang kini berada di bawah naungan PT. Wangsa Syahitu Dipantara ini, kami melakukan pengembangan dan pemuliaan ikan gurame sehingga berhasil menemukan varitas baru yang diberi nama gurame Sugihmukti.

IKLAN

Varietas gurame Sugihmukti merupakan hasil persilangan dari gurame Soang, Galunggung, Jepun, dan Porselen yang dirintis Megnam Mara yang kerap dipanggil dengan sebutan Kakang sejak 2018, ketika Bale Bidudaya Gurame ini masih bernama Majelis Wangsa Syahitu,” papar Nandang.

Menurut Nandang, gurame Sugihmukti lebih unggul dibanding pendahulunya dari sisi produksi telur dan daya tahan tubuh.

“Gurame Sugihmukti lebih tahan terhadap penyakit, terutama jamur dan virus. Sedangkan indukan betinanya, mampu memproduksi telur sebanyak 7.000 hingga 12.000 butir. Sementara tingkat mortalitas (angka kematian) larva dapat ditekan hingga 5%,” jelasnya.

Baca Juga  JASEKU, Minuman Sehat Inovasi SMK Kesehatan Bhakti Kencana

Nandang yang menjabat sebagai Direktur PT. Wangsa Syahitu Dipantara, bertekad untuk mendorong pemerintah kabupaten/kota maupun pemerintah desa, khususnya di Jawa Barat, agar menjadikan gurame sebagai komoditi unggulan perikanan.

“Budidaya gurame benar-benar memiliki nilai ekonomis tinggi, karena hingga saat ini gurame memiliki pangsa pasar yang premium. Sebagai contoh, kebutuhan konsumsi gurame untuk pasar Jabodetabek saja melebihi 50 ton per bulan. Sayangnya, kami belum bisa masuk ke pasar konsumsi karena

masih fokus pada penyediaan benih bagi para petani di pantura Jawa Barat dan sejumlah desa di Kabupaten Majalengka. Itupun kami masih belum mampu memenuhi semua permintaan. Keterbatasan luasan kolam yang kami miliki menjadi kendala utamanya,” ungkap Nandang.

Oleh karena itu, lanjut Nandang, PT. Wangsa Syahitu Dipantara berniat membuka ruang kemitraan seluas-luasnya, baik kepada perorangan, lembaga, maupun pemerintahan dalam rangka memenuhi permintaan pasar benih dan konsumsi.

“Saat ini, kami telah memiliki 280 indukan dan 3.000 calon indukan. Sudah saatnya kami membuka ruang kemitraan kepada pihak manapun, baik swasta maupun pemerintah, yang beniat budidaya gurame. Setiap mitra akan diberi pendampingan yang intesif guna menjamin tingkat keberhasilan budidaya. Selain itu, kamipun siap memberikan jaminan pasar dan pemasaran, baik untuk penjualan benih gurame maupun gurame konsumsi,” pungkasnya. (CM-03)

Bagikan :
CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)