Urusan Perut Rakyat Lebih Penting Dari Proyek Mercusuar

JAKARTA – Urusan perut rakyat lebih penting dari proyek mercusuar. Anggota Komisi VI DPR RI Amin AK mengingatkan pemerintah bahwa urusan perut rakyat lebih penting dibanding proyek mercusuar. Amin juga mengingatkan Presiden Jokowi untuk tidak  memaksakan membangun IKN.

Pemulihan ekonomi,pemenuhan pangan dengan harga terjangkau, jauh lebih mendesak,”ucapnya. dikutip dari wesite resmi DPR RI, Sabtu (16/12/2023).

Pemerintah lanjutnya merilis bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi sangat baik. Tetapi itu tidak dirasakan oleh rakyat. Kenaikan harga kebutuhan pokok serta biaya kebutuhan lainnya terus membebani rakyat.

Pemerintah memang menggelontorkan dana untuk program bantuan sosial. Tetapi dana yang digelontorkan tersebut hanya menyasar pada 20 persen masyarakat terbawah.

Sedangkan berbagai insentif yang dikeluarkan, termasuk subsidi kendaraan listrik menurutnya terlalu terfokus untuk 10 persen kelompok masyarakat teratas.

Sedangkan kalangan kelas menengah bawah yang rentan jatuh menjadi kelompok miskin, harus bergulat melawan kenaikan berbagai kebutuhan pokok.

Menurut politisi PKS ini, kelompok menengah memang bukan warga miskin, namun kondisinya rentan.

Karena itu Amin mendesak agar pemerintah menghentikan proyek-proyek mercusuar. Dan lebih mengutamakan program pemulihan ekonomi, yang dampaknya nyata dirasakan rakyat.

Amin menambahkan, terus naiknya anggaran perlindungan sosial setiap tahunnya menunjukan masyarakat rentan miskin makin besar. Pada RAPBN tahun anggaran 2024 ungkapnya anggaran perlinsos direncanakan sebesar Rp493,5 triliun.

“kebijakan Pemulihan ekonomi jangan sampai salah arah. Program yang diluncurkan harus membawa dampak pada perbaikan sosial ekonomi rakyat,”ujarnya.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) merilis data Survei Konsumen per Oktober 2023. Hasil survei yang dilakukan oleh BI menunjukkan banyak warga menggunakan tabungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dari survei yang dilakukan, BI juga mencatat rasio tabungan terhadap pendapatan per Oktober 2023 turun jauh bila dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 atau Oktober 2019. (CM)