Pengusaha Kontruksi Kota Angin Berguguran
MAJALENGKA – Pengusaha jasa kontruksi di Kabupaten Majalengka berguguran. Ironisnya rontoknya pengusaha daerah ini terjadi pada saat banyak proyek besar di Kabupaten Majalengka. Baik yang dibiayai pemerintah, ataupun pihak swasta, seperti revitalisasi Gedung GGM yang anggaranya mencapai sekitar Rp 75 miliar.
Kondisi yang terjadi ditengah gembar-gembor makin tingginya tingkat kebahagiaan masyarakat, sebagai dampak pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, diakui Deni Krisnandi. Ketua BPC Gapensi ini pmengaku prihatin dengan kondisi dunia jasa konstruksi di kabupaten Majalengka saat ini.
Iapun tak menampik kalau banyak anggota Gapensi gulung tikar. ”Sebagian besar pengusaha jasa kontruksi anggota Gapensi memang banyak yang gulung tikar,”ungkap Deni,Rabu(12/7/2023).
Menurut Deni, komunikasi antara pemerintah daerah dengan pelaku usaha menjadi salah satu penyebabnya. Komonikasi yang kurang terbangun baik tersebut pada akhirnya membuat dunia usaha di Majalengka saat ini tidak kondusif. Khususnya pengusaha yang bergerak pada bidang jasa kontruksi. ”Kami tidak bisa menutup mata, dunia usaha jasa kontruksi di Kabupaten Majalengka sedang tidak baik-baik saja,”ujar Deni.
Muncul Dugaan Jual Beli Proyek
Sebelumnya,mantan Ketua DPD KNPI Majalengka mengungkap adanya dugaan praktek jual-beli proyek dilingkungan Pemkab Majalengka. Praktek haram yang melibatkan oknum birokrat Kota Angin sangat disayangkan, dan memicu terjadinya persaingan usaha yang kurang sehat. Banyak pengusaha jasa kontruksi Majalengka akhirnya gulung tikar.
Mantan Ketua DPD KNPI Majalengka Sulthan Saddam mengaku prihatin. ” Tentu ini mengecewakan, sangat prihatin. Apalagi proyek yang dijanjikan tidak jelas,”ujar Sulthan,Selasa (11/7/2023).
IKLAN
Sulthan menyebut selain dirinya ada sejumlah pengusaha lainnya yang juga menjadi korban. Mereka telah menyetorkan sejumlah uang namun proyeknya tidak ada. Ia pun mempertanyakan apakah memungut uang terlebih dahulu merupakan tradisi di Majalengka? “Dan apakah bupati tahu ada dinas seperti ini,dinas yang meminta uang dan menjanjikan proyek,”tandasnya.
Terkait perilaku oknum dinas tersebut lanjutnya,dirinya telah merekam dan mengirimkan ke sejumlah pejabat termasuk Bupati,wakil Bupati Majalengka dan Kapolres. ” Sayangnya sampai sekarang belum ada tanggapan. Nomor kontak Bupati yang sebelumnya aktif, setelah saya kirimi rekaman tersebut kini tidak bisa aktif lagi,”ujar Sulthan. (CM-01).