Ponpes Al Zaytun dan Deretan Kontroversi Didalamnya
JAKARTA – Pondok Pesantren/Ma’had Al Zaytun (MAZ) kembali menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah. Ponpes Al Zaytun kembali menjadi sorotan sejak April lalu, setelah pelaksanaan shalat Idul Fitrinya viral.
Pasalnya, shaf pria dan wanita bercampur dalam gelaran Shalat Id. Selanjutnya berbagai kontroversi mengemuka,hingga memancing kemarahan masyarakat Indramayu,khususnya. Masyarakat di pesisir utara tersebut melakukan aksi,meminta ponpes ditutup karena dinilai meresahkan.
Berbagai kontroversi di Ponpes Al Zaytun bukan kali ini saja. Majalelis Ulama Indonesi (MUI) menyebut berbagai kontroversi di Ponpes Al Zaytun sudah sejak lama terjadi. Pada 2002, MUI membentuk tim untuk mencari fakta-fakta berbagai kontroversi di Ponpes pimpinan Panji Gumilang tersebut.
Dikutip dari MUI.or.id, Jumat (22/6/2023), tim melakukan kerja keras selama empat bulan. Kajian pustaka dan dokumentasi dilakukan dengan mengambil semua sumber yang dapat memberikan informasi komprehensif tentang sejarah, latar belakang berdirinya MAZ, serta sistem pendidikan MAZ.
Kontroversi MAZ itu ternyata bersangkut erat dengan doktrin ajaran, afiliasi kelembagaan, dan konsep keagamaan yang dipahaminya. Bahkan, beberapa pihak menilai pesantren ini sesat dan berbahaya.
IKLAN
Berikut Deretan Fakta Temuan MUI.
Ditemukan indikasi kuat adanya relasi dan afiliasi antara MAZ) dengan organisasi NII KW IX, baik hubungan yang bersifat historis, finansial, dan kepemimpinan.
1.Terdapat penyimpangan paham dan ajaran Islam yang dipraktikkan organisasi NII KW IX. Seperti mobilisasi dana yang mengatasnamanakan ajaran Islam yang diselewengkan. Penafsiran ayat-ayat Alquran yang menyimpang dan mengafirkan kelompok di luar organisasi mereka.
2.Ditemukan adanya indikasi penyimpangan paham keagamaan dalam masalah zakat fitrah dan kurban yang diterapkan pimpinan MAZ, sebagaimana dimuat dalam majalah Al-Zaytun.
3. Persoalan Al-Zaytun terletak pada aspek kepemimpinan yang kontroversial (AS Panji Gumilang dan sejumlah pengurus yayasan) yang memiliki kedekatan dengan organisasi NII KW IX
4. Ada indikasi keterkaitan sebagian koordinator wilayah yang bertugas sebagai tempat rekrutmen santri MAZ dengan organisasi NII KW IX
Berdasarkan sejumlah temuan itu, MUI merekomendasikan beberapa usaha lebih lanjut oleh Pimpinan Harian MUI:
Pertama memanggil pimpinan MAZ untuk dimintai klarifikasi atas temuan-temuan yang didapat dari envestigasi Tim Peneliti MAZ MUI.
Kedua, dikarenakan persoalan mendasar MAZ terletak pada kepemimpinannya, diharapkan Pimpinan Harian MUI dapat mengambil inisiatif dan langkah-langkah konkret untuk membenahi masalah kepemimpinan di MAZ.
Ketiga, pimpinan harian MUI perlu mengambil keputusan yang sangat bijak dan arif menyelamatkan pondok pesantren Al-Zaytun dengan berdasarkan pada prinsip kemaslahatan umat. (red)